KEKHASAN ATOM KARBON
- Sesuai dengan nomor golongannya (IVA), atom karbon mempunyai 4 elektron valensi. Oleh karena itu, untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat.
- Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga.
- Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).
- Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan melingkar ( siklik )
Berdasarkan
susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan
besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya
terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jenis ikatan antaratom karbon, senyawa hidrokarbon
alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh. Senyawa alifatik jenuh
adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal
saja. Golongan ini dinamakan alkana.
Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya
terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua
dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai alkana .
ALKANA
Adalah hidrokarbon alifatik jenuh
yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya
merupakan ikatan tunggal. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah
atom yang maksimum.
Alkana disebut juga parafin ( parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa lain. Secara umum, senyawa hidrokarbon ditentukan dengan jumlah C yang menyusun senyawa hidrokarbon tersebut.
Tabel 1.1 Nama awalan hidrokarbon
Tabel 1.2 Nama beberapa senyawa alkana
Berdasarkan sepuluh suku pertama deret alkana tersebut,
dapat dirumuskan bahwa :
1.
DERET HOMOLOG ALKANA
Terdapat tiga
suku pertama pada alkana, yaitu :
a. Metana
Rumus elektron : Rumus bangun :
Rumus molekul : CH4
b. Etana
Rumus electron : Rumus bangun :
Rumus molekul : C2H6
c.
Propana
Rumus electron : Rumus
bangun :
Rumus molekul : C3H8
Alkana memiliki deret homolog (sepancaran), yaitu deretan senyawa yang
mempunyai rumus umum sama, gugus sama, sifat kimia yang sama, sifat fisika
meningkat. Dan setiap suku berselisih CH2. Tabel berikut ini
menunjukkan deret homolog alkana
2.
ATOM C PRIMER, C SKUNDER, C TERSIER
DAN C KUARTENER
Berdasarkan posisinya, atom karbon
dalam alkana dibedakan menjadi :
a. Karbon
primer (1o)
Atom
karbon primer merupakan atom karbon yang terikat langsung pada 1 atom karbon
lainnya.
Atom karbon primer mengikat 3 atom Hidrogen.
b. Karbon
skunder (2o)
Atom
karbon skunder merupakan atom karbon yang terikat langsung pada 2 atom karbon
lainnya.
Atom karbon primer mengikat 2 atom Hidrogen.
c. Karbon
tersier (3o)
Atom
karbon tersier merupakan atom karbon yang terikat langsung pada 3 atom karbon
lainnya.
Atom karbon primer mengikat 1 atom Hidrogen.
d. Karbon
kuartener (4o)
Atom
karbon kuartener merupakan atom karbon yang terikat langsung pada 4 atom karbon
lainnya.
3. KEISOMERAN PADA ALKANA
Isomer
merupakan istilah yang diberikan kepada dua buah senyawa yang mempunyai rumus molekul
sama, tetapi berbeda struktur atau rumus bangunnya. Keisomeran pada alkana
disebut keisomeran kerangka, dimana perbedaan struktur terletak pada perbedaan
kerangka atom karbonnya. Makin panjang rantai karbon maka makin banyak
kemungkinan isomernya. Berikut ini keisomeran beberapa alkana :
1. Metana (CH4),
etana (C2H6) dan propane (C3H8)
tidak mempunyai isomer karena hanya ada satu struktur.
Metana : CH4
Etana : CH3 – CH3
Propana : CH3 – CH2 – CH3
2. Butana (C4H10)
mempunyai dua isomer karena ada dua struktur yang dapat terbentuk dengan rumus
molekul C4H10, yaitu :
3. Pentana (C5H12)
mempunyai tiga isomer, yaitu :
Jumlah isomer alkana untuk sepuluh
suku pertama adalah sebagai berikut :
4.
SIFAT-SIFAT ALKANA
Deret sepancaran (homolog) merupakan
satu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang mirip.
Alkana merupakan satu homolog. Rumus molekul dan suku-suku yang berurutan dalam
satu homolog berbeda sebesar CH2. Sifat senyawa dalam satu homolog
berubah secara berurutan sesuai dengan penambahan panjang rantai atom karbon
(penambahan massa molekul relatif).
a. Sifat
fisis alkana
- Makin besar massa molekul relative alkana, makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik leleh, titik didih, dan massa jenisnya.
- Pada suhu kamar (25oC), C1 – C4 (metana sampai butane) berwujud gas, suku-suku berikutnya berwujud cair, dan suku-suku tinggi (mulai C18H38) berupa zat padat.
- Antara suatu alkana dan isomer-isomernya, ternyata isomer bercabang mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih rendah.
- Semua alkana sukar larut dalam air. Hal ini disebabkan molekul alkana bersifat nonpolar, sedangkan air adalah pelarut polar.
b. Sifat
kimia alkana
- Sukar bereaksi dengan zat lain (paraffin, dari kata para yang berarti miskin dan afinitas yang berarti daya reaksi/daya gabung).
- Pada pembakaran sempurna dihasilkan CO2, H2O dan energy. Adapun pada pembakaran tak sempurna dihasilkan CO, H2O, dan energy.
- Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut nonpolar.
- Makin panjang ikatan karbon, makin tinggi titik didih dan titik lelehnya.
- Senyawa alkana sebagai gas maupun zat cair digunakan untuk bahan bakar.
5.
SUMBER DAN KEGUNAAN ALKANA
Sumber
utama alkana adalah bahan bakar fosil berupa minyak bumi dan gas alam. Minyak
bumi mengandung alkana mulai dari rantai pendek sampai rantai panjang,
sedangkan gas alam mengandung alkana rantai pendek.
Ada dua kegunaan utama alkana, yakni :
- Sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik, menjalankan kendaraan, memasak dan lainnya.
- Sebagai bahan baku dalam industri petrokimia.
Pertanyaan:
Berdasarkan artikel di atas, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada para pembaca, yaitu:
1. Mengapa alkana sukar larut dalam pelarut polar (air) tetapi larut dalam pelarut nonpolar?
2. Mengapa antara suatu alkana dan isomer-isomernya, ternyata isomer bercabang mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih rendah?
Nama : Wulandari
BalasHapusNIM : A1C112006
1. Alkana tidak larut dalam air. Ini karena molekul air bersifat polar, sedangkan alkana bersifat nonpolar. Dan salah satu ciri senyawa nonpolar yaitu tidak larut dalam pelarut polar seperti air melainkan larut dalam pelarut nonpolar. Untuk mencampurkan molekul alkana dengan air, kita perlu memutuskan interaksi ikatan hidrogen diantara molekul-molekul air, yang memerlukan banyak energi. Alkana dengan ikatan C-H yang nonpolar, tidak dapat menggantikan ikatan hidrogen diantara molekul-molekul air dengan interaksi tarik-menarik alkana-air yang setara dengan kekuatannya. Dengan kata lain, alkana akan larut dalam air jika ada cukup energi yang dilepaskan ketika ikatan-ikatan baru terbentuk antara alkana dan air untuk mengganti energi yang digunakan dalam memutus gaya tarik awal. Sehingga pencampuran molekul alkana dan molekul air secara energetik bukanlah proses yang mudah.
2. Titik didih alkana yang memiliki rantai lurus makin meningkat seiring bertambahnya atom karbon atau makin meningkat seiring bertambahnya massa molekul. Artinya makin panjang rantai karbon titik didih alkana makin tinggi. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk alkana-alkana yang memiliki percabangan pada strukturnya. Untuk alkana bercabang makin banyak cabang maka titik didih yang dimiliki semakin rendah apabila dibandingkan dengan alkana yang memiliki jumlah C sama (dengan isomernya) atau dibanding alkana yang memiliki berat molekul yang hampir sama. Dengan adanya percabangan pada struktur alkana, maka bentuk molekul alkana cenderung menyerupai bentuk bola/bulat. Akibatnya luas permukaan bidang singgung antar molekul menjadi berkurang atau interaksi yang terjadi antar molekul menjadi berkurang sehingga gaya tarik antar molekulnya rendah. Dan untuk mengalahkan gaya tersebut hanya diperlukan energi yang dapat dicapai pada suhu rendah.
Pengaruh percabangan dalam struktur molekul terjadi pada semua senyawa organik. Artinya makin banyak substituen cabang dalam struktur suatu molekul maka titik didih senyawa organik makin rendah apabila dibandingkan dengan senyawa yang memiliki massa molekul sama atau hampir sama.
bismillahirrochmanirrahim,,
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan anda
untuk soal no 1 :
sesuai dengan daktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya adalah sifat zat. alkana merupakan senyawa hidrokarbon sederhana yang bersifat non polar , sedangkan air adalah molekul ionik yang bersifat polar . logikanya tidak mungkin kita mengawinkan kucing dengan sapi. oleh karena sifat alkana sendiri adalah bersifat non polar maka akan larut dengan pelarut non polar.
soal no 2 :
isomer adalah adalah senyawa dengan rumus molekul sama tetapi struktur bebeda. berkaitan dengan struktur ini, maka akan dikaitkan dengan luas permukaan. isomer yang memiliki atom-atom yang sama maka dapat kita asumsikan dapat mempunyai volume yang sama. kita mengetahui bahwa untuk volume yang sama maka bentuk bolalah yang memiliki luas permukaan terkecil. karena bentuk isomer bercabang mendekati bentuk struktur bola , dapat dikatakan bahwa isomer cabang memiliki luas permukaan kecil, sehingga memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah.
terimakasih :)
Nama : ayu rizky nanda
BalasHapusNim: A1C112007
saya akan mencoba menjawab soal no.1
alkana sukar larut terhadap air karena molekul air bersifat polar, sedangkan alkana bersifat nonpolar ( semua ikatan C-C dan C-H nyaris kovalen murni )
Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl4.
Asalamualaikum raudhah…
BalasHapusBaiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda,..
1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1. Namun molekul alkana dan air dapat dicampurkan dengan cara memutuskan interaksi ikatan hydrogen diantara molekul-molekul air, yang memerlukan banyak energy. Alkana dengan ikatan C-H yang nonpolar,tidak dapat menggantikan ikatan hydrogen diantara molekul-molekul air denganinteraksi tarik menarik alkana-air yang setara kekuatannya, sehingga pencampuranmolekul alakana dan molekul airsecaragenetik bukanlah proses yang mudah.
2. Karena gaya tarik van der waalsnya lemah, proses pemisahan molekul dari sesamanya (yang dilakukan bila ingin mengubah cairan menjadi gas) memerlukan eneri relative sedikit, dan akibatnya titik didih senyawa ini relative rendah. Oleh karena gaya tarik ini bekerja pada jarak pendek diantara permukaan-permukaan molekul, titik didih alkana meningka dengan bertambah panjangnya rantai dan menurun jika rantainya bercabang dan bentuknya lebih menyerupai bola.
Kalian kasih alasan yg logis dong... jangan karena sifat air yaitu polar dan alkna atau hidrokarbon yaitu non polar jadi tidak bisa bereaksi.. anak SD aja tau jawab kyak gitu.. kasih alasan yg logis napa..
BalasHapusMengapa semakin panjang rantai karbon kelarutanya mudah larut
BalasHapusmohon jawab nyaa
Mengapa semakin panjang rantai karbon kelarutanya mudah larut
BalasHapusmohon jawab nyaa
Bismillahirrahmanirrahiim
BalasHapusDalam senyawa hidrokarbon semakin bertambahnya atom C maka kepolarannya menurun (semakin non polar) sehingga lebih mudah terlarut dalam pelarut non polar (ex heksana, dietil eter, alkohol, petroleum eter) dan sulit larut dalam pelarut polar (ex air)
Senyawa polar mempunyai ion (elektron bebas) sehingga mudah berikatan dengan senyawa polar (mempunyai elektron bebas juga) Sedangkan untuk senyawa nonpolar tidak mempunyai momen dipol sehingga sulit larut dalam pelarut berion (polar) dan mudah larut dalam pelarut non polar.
Senyawa polar dapat larut dalam pelarut non polar jika diberi emulsifier (Contohnya dtergen) yang mempunyai gugus polar(hidrofilik /suka air) dan non polar sehinnga gugus polar akan berikatan dengan senyawa polar dan gugus nonpolar (hidrokarbon) (hidrofobik) akan berikatan dengan non polar.