1. A. Jelaskan bagaimana asam benzoat di
sintesis dari suatu senyawa aromatik!
Jawab :
Jawab :
Asam benzoat diproduksi secara
komersial dengan oksidasi parsial toluena dengan oksigen. Proses ini
dikatalisis oleh kobalt ataupun mangan naftenat.
Untuk semua metode sintesis, asam
benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air, karena asam benzoat
larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air dingin. Penghindaran penggunaan
pelarut organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen iniaman. Pelarut
lainnya yang memungkinkan meliputi asam asetat,benzena, eter petrolium, dan
campuran etanol dan air. Pembuatan asam benzoat dalam skala labortorium dapat
dilakukan dengan empat cara yaitu: dengan cara dihidrolisis menjadi asam
benzoat,dari benzaldehida, bromobenzena, dan dari benzyl alkohol. Dengan
carahidrolisis, asam benzoat dibuat sama seperti nitril ataupun amida
lainnya,benzonitril dan benzoamida dapat dihidrolisis menjadi asam benzoate ataupun
basa konjugatnya dalam keadaan asam maupun basa.
Dari benzaldehida, asam benzoat
dibuat dengan caraDisproporsionasi benzaldehida yang diinduksi oleh basa dalam
reaksiCannizzaro akan menghasilkan sejumlah asam benzoat dan benzilalkohol
dalam jumlah yang sama banyak. Benzil alkohol kemudian dapatdipisahkan dari
asam benzoat dengan distilasi.
Dapat juga melalui bromobenzena. Bromobenzena
dapat diubah menjadi asam benzoat dengan “karbonasi” zat anatara fenilmagensium
bromida:
C6H5MgBr + CO2 → C6H5CO2MgBr
C6H5CO2MgBr + HCl → C6H5CO2H +
MgBrCl
B. jelaskan
bagaimana mensintesis asam salisilat dari asam benzoat tersebut di atas!
Jawab :
Jawab :
Mereaksikan asam
benzoat dengan Cl2. Karena Cl2 adalah pengarah orto, maka
senyawa yang terbentuk adalah orto klorobenzoat. Dan direaksikan dengan NaOH. Dimana
Cl pada gugus benzoat terlepas dan digantikan dengan ONa dan ion H juga terlepas
dan digantikan oleh Na+. kemudian diasamkan lagi dengan penambahan
HCl, sehingga menghasilkan asam salisilat dan Natrium Klorida.
2. Jelaskan mengapa fenol dapat di gunakan
sebagai antiseptik!, mengapa alkohol tidak memiliki kemapuan demikian?
Jawab :
Jawab :
Fenol merupakan salah satu salah
satu antiseptikum tertua dengan khasiat bakterisid dan fungisid, juga terdapat
basil dan spura, walaupun memerlukan waktu yang lebih lama. Mekanisme kerjanya
berdasarkan denaturasi protein sel bakteri, yakni perubahan rumus bangunnya
hingga sifat khasnya hilang. Khasiatnya dikurangi oleh zat organis dan
ditiadakan oleh sabum, karena dengan alkali terbentuk fenolat inaktif, karena
sefat mendenaturasi juga berlaku untuk jaringan utuh manusia fenol berdaya
korosit (membakar) terhadap kulit dan sangat merangsang sehingga jarang
digunakan sebagai antiseptikum kulit, berdasarkan sufat anestetik likjalonya
adalkalanya senyawa ini digunakan dalam lotion antigatal misalnya lotion alba .
Fenol adalah zat pembaku daya
antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dalam koefesien fenol.
Mekanisme kerja fenol sebagai desinfektan yaitu dalam kadar 0,01%-1% fenol
bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat
mengadakan koagulasi protein. Ikatan protein dengan fenol mudah lepas, sehingga
fenol dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh. Larutan 1,3% bersifat fungisid,
berguna untuk sterilisasi ekskreta dan alat kedokteran.
Etil dan isopropil alkohol 60-90%
merupakan bahan kimia yang baik dan mudah diperoleh serta murah. Sangat efektif
dalam mengurangi mikroorganisme di kulit. Juga efektif terhadap virus hepatitis
dan HIV, jangan dipakai untuk selaput lendir (misalnya di vagina), karena
alkohol mengeringkan dan mengiritasi selaput lendir dan kemudian merangsang
pertumbuhan mikroorganisme.
Menurut Larson (1995) alkohol
merupakan salah satu antiseptik paling aman. Etil atau isopropil alkohol 60-70%
efektif dan pengeringan kulit kurang pada konsentrasi lebih tinggi, lebih murah
dari yang konsentrasi lebih tinggi. Karena pengeringan pada kulit kurang, etil
alkohol lebih sering digunakan pada kulit.
1. Keuntungan
:
-
Cepat
membunuh jamur dan bakteri termasuk mikrobakteri; isopropil alkohol membunuh
sebagian besar virus, termasuk HBV dan HIV; etil alkohol membunuh semua jenis
virus.
-
Walaupun
alkohol tidak mempunyai efek membunuh yang persisten, pengurangan cepat
mikroorganisme di kulit, melindungi organisme tumbuh kembali bahkan di bawah
sarung tangan selama beberapa jam
-
Relatif
murah dan tersedia di mana-mana.
2. Kerugian :
-
Memerlukan emulien (misalnya gliserin dan atau
propilen glikol) untuk mencegah pengeringan kulit.
-
Mudah pengeringan kulit.
-
Mudah diinaktivasi oleh bahan-bahan organic.
-
Mudah
terbakar sehingga perlu disimpan di tempat dingin atau berventilasi baik.
-
Merusak
karet atau lateks.
-
Tidak
dapat dipakai sebagai bahan pembersih.
alkohol
memiliki sifat yang stabil dalam membunuh mikroorganisme merupakan salah satu
alasan penggunaan alkohol sebagai desinfektan dirumah sakit. Disinfektan
digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Dan alkohol juga
jarang dipakai dalam membersihkan luka (sebagai antiseptik) yang terbuka karena
akan menimbulkan rasa sakit seperti terbakar. Serta penggunaan alkohol tersebut
untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati bukan hidup. Itulah yang
menyebabkan fenol digunakan sebagai antiseptic.
3. A. Suatu eter dapat bereaksi dengan air dimana bila di
uji dengan larutan fehling A dan fehling B memberikan hasil positif.
jawab :
jawab :
Yang dapat memberikan hasil
positif saat di uji dengan Fehling A dan fehling B adalah aldehid, jadi eter
diubah dulu menjadi aldehid dengan cara dioksidasi.Oksidasi suatu eter dengan
campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan aldehida. Contoh :
Aldehid mampu bereaksi dengan
pereaksi fehling dengan baik, hal ini di tunjukan oleh adanya endapan yang
terbentuk.
Dalam menguji adanya gugus
aldehid (senyawa aldehid) dengan pereaksi fehling. Perlakuan uji aldehid dengan
larutan fehling maka akan memberikan perubahan dalam pereaksian positifnya
yaitu dapat dilihat dalam reaksi berikut :
RCHO + 2Ag(NH3)2OH --> RCOONH4 +
2Ag + 3NH3 + 2H2O
reagen fehling :
Campuran dari larutan CuSO4
dan larutan alkali dari garam tartrat, campuran ini berwarna biru yang
mengandung kompleks ion Cu2+ dalam suasana alkali. bila ditambahkan
aldehida dan dipanaskan maka ion Cu2+ akan direduksi menjadi
bervalensi satu dan mengedap sebagai Cu2O yang berwarna merah.
RCHO + Cu2+ + NaOH + H2O --> RCOONa + Cu2O
+ 4H+
B. hasil dari tersebut di atas bila dioksidasi lebih
lanjut akan menghasilkan senyawa X, tentukan cara mengidentifikasinya!
jawab :
jawab :
Aldehida bila dioksidasi lebih
lanjut akan menghasilkan senyawa X. senyawa X ini adalah asam karboksilat. Untuk
mengidentifikasikannya, bila asam karboksilat bila bereaksi dengan basa akan
membentuk garam dan bila bereaksi dengan alkohol akan membentuk ester. Kita contohkan
saja jika asam karboksilat direaksikan dengan alcohol. Ester yang terbentuk
akan menghasilkan aroma seperti aroma buah-buahan. Dan antara larutan ester dan
air tidak akan menyatu. Hal itu dikarenakan ester bersifat non-polar, sedangkan
air bersifat polar.
R-COOH + R-OH --> R-COOR + H-H
4. Mengapa suatu eter bisa lebih reaktif
dari pada alkohol, padahal secara umum alkohol lebih reaktif dari pada eter
apabila di reaksikan dengan logam? (seperti Na)
jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari pada alkohol!
Jawab :
jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari pada alkohol!
Jawab :
Kemungkinan eter bisa lebih
reaktif dari pada alcohol dikarenakan gugus O yang diikat pada gugus fungsinya.
Yang mana oksigen merupakan unsur yang memiliki keelektronegatifan yang besar
dan memiliki electron bebas, oleh karena itu eter lebih cenderung untuk
menangkap electron lain untuk menjadi stabil. Salah satu contohnya epoksida. Epoksida
adalah eter siklik dengan cincin tiga anggota. Asam peroksi yang paling umum
digunakan adalah asam peroksiasetat dan asam peroksibenzoat. Sebagai contoh,
sikloheksana bereaksi dengan asam peroksibenzoat menghasilkan
1,2-epoksi-sikloheksana dalam jumlah yang kuantitatif.
Reaksi-reaksi
epoksida :
•
Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain)
yang sangat tinggi dalam molekul epoksida menyebabkan epoksida lebih reaktif
terhadap substitusi nukleofilik dibandingkan dengan eter yang lain.
•
Katalisis asam membantu pembukaan cincin
epoksida dengan menyediakan suatu gugus pergi yang lebih baik (suatu alkohol)
pada atom karbon yang mengalami serangan nukleofilik.
•
Katalisis ini sangat penting terutama jika
nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah seperti air atau suatu alcohol
Contoh Pembukaan
cincin dengan katalis asam
5. Bila fenol dikatakan lebih asam dari
pada alkohol temukan contoh suatu alkohol jauh lebih asam dari pada fenol!
Jelaskan mengapa demikian!
Jawab :
Jawab :
Dibandingkan dengan alkohol
alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan
mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan
yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan
ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan
sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan
menstabilkan anionnya.
Saat ikatan hidrogen-oksigen pada
fenol terputus, didapatkan ion fenoksida , C6H5O-. yang mengalami delokalisasi.
Pada saat itu salah satu dari antara elektron bebas dari atom oksigen overlap
dengan elektron dari rantai benzene. Overlap ini mengakibatkan dislokalisasi.
Dan sebagai hasil muatan negatif tidak hanya berada pada oksigen tetapi
tersebar ke seluruh molekul
Delokalisasi membuat ion
fenoksida lebih stabil dari seharusnya sehingga fenol menjadi asam. Namun
delokalisasi belum membagi muatan dengan efektif. Muatan negatif disekitar
oksigen akan tertarik pada ion hidrogen dan membuat lebih mudah terbentuknya
fenol kembali. Sehingga itu fenol merupakan asam yang sangat lemah. Namun Fenol
memiliki keasaman sejuta kali etanol. Selain itu keasaman fenol dipengaruhi
oleh adanya resonansi pada benzenanya. Akibat resonansi ini, maka kesetimbangan
bergeser arah pembentukannya. Hal ini tidak
terdapat pada alkoksida (ion alkohol). Dengan demikian fenol memiliki keasaman yang lebih tinggi
dibandingkan dengan alkohol.
Alkohol alifatik merupakan cairan
yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah
panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul
menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih
seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung
larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian.
Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok
senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat bervariasi,
tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin benzena
6. Etanol berfungsi digunakan sebagai bahan bakar,
bagaimana halnya dengan turuna alkohol yang lain yang memungkinkan di gunakan
sebagai bahan bakar?
apa syarat-syaratnya? Dan berikan contoh!Jawab :
Turunan alkohol lain yang dapat
memungkinkan untuk digunakan sebagai
bahan bakar yaitu :
a. Methanol
b. Proponol
c. Butanol
Ketiga senyawa ini memiliki sifat
yang hampir sama dengan etanol. Ketiga senyawa ini dapat dibuat baik secara
kimiawi maupun biologi. Keuntungan yang dimiliki oleh jenis alkohol ini yaitu
angka oktan yang tinggi. Angka oktan yang tinggi dapat membuat efisiensi bahan
bakar meningkat sehingga dapat menutupi kepadatan energinya yang rendah (jika
dibandingkan dengan bensin/diesel).
Misalnya metanol. Methanol dapat
digunakan sebagai senyawanya sendiri atau direaksikan dengan minyak seperti
triolein (minyak zaitun) menjadi ester (metil oleat) dengan katalis NaOH dan
hasil samping gliserol. Sebagai senyawanya sendiri, metanol pada suhu 15oC
dapat dicampurkan dengan BBM yang disebut dengan bioalkohol. Bioalkohol mampu
menghasilkan panas yang lebih besar daripada BBM.
Kandungan metanol dalam BBM
tidaklah dapat melewati 15 % untuk campuran homogen tanpa menggunakan zat-zat
tambahan. Hal ini karena produk alkana bersifat nonpolar sedangkan metanol
bersifat polar sehingga kelarutan metanol adalah rendah dalam senyawa alkana.
Tetapi pencampuran metanol pada BBM dengan kadar 15 % juga menimbulkan masalah terutama
di daerah dingin. Hal ini karena pada suhu 0oC, metanol tidak larut
sepenuhnya dan tampak memisah dengan BBM. Semakin rendah suhu, maka kelarutan
senyawa akan semakin rendah. Tetapi, metanol 15 % pun jika dibiarkan beberapa
menit, juga akan memisah. Hal ini biasanya terjadi selama proses pembakaran.
Tidak hanya metanol, tetapi juga
seluruh jenis senyawa alkohol lain memiliki kandungan air yang cukup besar. Hal
ini karena metanol dan juga senyawa alkohol lain memiliki sifat hidrofilik yang
kuat. Senyawa alkohol termasuk metanol dapat dengan mudah menarik uap air yang
terdapat di atmosfer. Oleh karena itu, jika kandungannya pada BBM besar, maka
akan menyebabkan korosi besi pada komponen mesin sehingga dapat merusak
komponen mesin. Selain itu, karena pembakarannya yang terlalu cepat, maka
memperbesar terjadinya knocking pada mesin kendaraan.
Kandungan metanol paling irit di
mana bahan bakar menghasilkan karbonmonoksida paling sedikit dengan kandungan
air seminimal mungkin adalah pada konsentrasi 5 %. Semakin rendah kadar metanol
dalam BBM, maka gas buangan karbonmonoksida semakin besar tetapi kandungan
airnya semakin kecil. Sebaliknya, semakin tinggi kadar metanol dalam BBM, maka
gas buangan karbonmonoksida semakin kecil tetapi kandungan airnya semakin besar.
Metanol juga dapat dibuat menjadi
metil oleat dengan mereaksikannya terhadap triolein dengan katalis NaOH. Metil
oleat memiliki kandungan air yang lebih sedikit daripada metanol.
Syarat-syarat senyawa turunan
alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar, yaitu :
1. Dapat dioksidasi menghasilkan energy yang
cukup untuk menjalankan mesin kendaraan.
2. Tidak bersifat higrokopis jadi tidak
mudah menyerap uap air diudara yang menyebabkan bahan bakar sulit dibakar.
3. Pada suhu ruangan tidak mudah terbakar
sehingga senyawa turunan alkohol ini sebaiknya dipilih yang memiliki titik
nyala diatas 30o.
4. Memiliki angka oktan yang cukup tinggi
sehingga pembakaran yang terjadi menghasilkan energi yang banyak dan
pengendapan karbon lebih sedikit.
5. Sebaiknya mudah diperoleh baik melalui
proses kimia, dari minyak bumi maupun perolehan secara biologi dari bahan-bahan
alam yang melibatkan organisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar