Selasa, 05 November 2013

SENYAWA AROMATIS BENZENA

A. Struktur dan Sifat Senyawa Benzena
Benzena memiliki rumus molekul C6H6  merupakan senyawa dengan rantai karbon tertutup (siklis). Disebut senyawa aromatis sebab benzena dan senyawa keturunannya merupakan senyawa yang beraroma (berbau). Struktur melekulnya memiliki tiga ikatan rangkap terkonjugasi,  sehingga memiliki tiga  pasang elektron p . Elektron p dalam rantai siklis  benzena  dapat bergeak terus sehingga struktur benzena digambarkan dengan cincin sbb :
Karena elektron p terkonjugasi maka bersifat  terdelokal, yang bentuk orbitalnya adalah :


Benzena bersifat aromatis, senyawa bersifat aromais harus memenuhi persyaratan sbb :
a). memiliki ikatan rangkap  terkonjugasi
b). ikatan p terdelokalisasi
c). merupakan senyawa siklis
d). memiliki jumlah elektron p menurut aturan Huckel, jumlah elektron p = 4n + 2, dengan n =  1,2,3,4 ……. dst. 

B. Penamaan Senyawa Keturunan Benzena
Senyawa aromatis digolongkan dalam senyawa aromatis monosiklis, dan heterosiklis. Monosiklis jika atom penyusun cincin hanya terdiri dari satu atom dan heterosiklis jika atom penyususn cincin terdiri dari dua atom atau lebih. Monosiklis contohnya benzena dan heterosiklis contohnya furan, pirol dll. Monosiklis dan heterosiklis terdiri dari monosiklis polisiklis dan heterosiklis polisiklis. Monosiklis polisiklis artinya senyawa aromatis yang memiliki lebih dari satu cincin benzena dan polisiklis heterosiklis jika senyawa aromatis yang memiliki lebih dari satu cincin benzena dan atom penyususn cincin lebih dari satu jenis atom.

Senyawa keturunan benzena terdiri dari monosubstitusi, disubstitusi,  trisubstitusi dan subtitusi lebih dari tiga substituen. Monosubstitusi jika cincin benzena mengikat satu substituen (gugus) R, disubstitusi jika cincin benzena mengikat dua substituen (gugus) R, trisubstitusi jika cincin benzena mengikat tiga  substituen (gugus) R dan seterusnya.
Benzena monosubstitusi


Benzena disubstitusi : untuk cincin benzena yang mengikat dua substituen ,  jika substituen pada posisi 1,2 disebut orto, substituen pada posisi 1,3 disebut meta dan substituen pada posisi 1,4 disebut para.
Benzena tetrasubstituen, misalnya tri nitro toleun ( TNT ) dan tri nitro fenol ( TNP ) yang digunakan sebagai bahan peledak.

C. Reaksi Tehadap Senyawa Benzena
Reaksi terhadap benzena dan keturunanya adalah reaksi substitusi elektrofilik ( SE ) karena elektrofil berfungsi menggantikan atom H pada cincin benzena, dan reaksinya adalah elektrofil itu akan diserang oleh elektron p cincin benzena. Jenis atau tipe  reaksi terhadap benzena adalah  reaksi halogenasi, reaksi sulfonasi, reaksi nitrasi, reaksi alkilasi Fiedel Craft dan reaksi asilasi Fiedel Craft.
1. Reaksi halogenansi, menggunakan reagen halogen misalnya klorin
2. Reaksi sulfonasi , menggunakan reagen  asam sulfat pekat
3. Reaksi nitrasi, digunakan reagen asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat, akan menghasilkan elektrofil NO2+  dan nukleofil HSO4

4. Reaksi Alkilasi Friedel Craft, digunakan reagen senyawa halogen misalnya metil klorida, etil bromida dan katalis garam logam halogenida dari alumiium dan besi, misalnya : AlCl3,AlBr3, FeCl3 dan FeBr3.. Misalnya reaksi antara benzena dengan metil klorida menggunakan katalis  AlBr

5. Reaksi Asilasi Friedel Craft, digunakan reagen senyawa asil misalnya etanoil korida menggunakan katalis AlCl3 . Reagen asilasi merupakan senyawa asil atau alkanoil klorida dengan rumus umum R- COX (X = halogen). 



D. Manfaat Senyawa Turunan Benzena


No.
Turunan Benzena
Manfaat
1.
Toluena
(metil benzena)
- bahan pembuatan asam benzoat
- bahan pembuat TNT (trinitro toluena)
- pelarut senyawa karbon
2.
Asam Benzoat
- pengawet makanan
- bahan baku pembuatan Fenol
3.
Fenol
- Zat antiseptik
- zat disinfektan
- Pembuatan pewarna
- resin
4.
Trinitro Toluen (TNT)
-bahan peledak
5.
Trinitro benzena (TNB)
- bahan peledak
6.
Nitro benzena
- pewangi pada sabun
- pembuatan anilin
7.
Anilin
- obat-obatan - bahan peledak
- bahan dasar zat warna diazo
9.
Stirena
- bahan pembuatan plastik dan karet sintetis
9.
Asam salisilat
- bahan obat / zat analgesik (aspirin)
- obat penyakit kulit
10.
Asam benzena sulfonat
- pemanis buatan
- pembuatan obat-obatan
11.
Parasetamol (asetaminofen)
- obat penurun panas
12.
Benzal dehida
- zat aditif penambah aroma makanan
 




Yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana mekanisme reaksi halogenansi, dengan menggunakan reagen halogen misalnya klorin?
 

3 komentar:

  1. Reaksi halogenasi adalah reaksi kimia yang terjadi pada benzena dan molekul halogen diatomik dengan bantuan katalis logam (biasanya besi). Senyawa yang dihasilkan dalam halogenasi adalah aril halida (halobenzena) dan asam halida. Sebagai contoh, jika benzena direaksikan dengan bromin dan katalis besi, akan terbentuk bromobenzena dan asam bromida.

    BalasHapus
  2. baik lah saya akan mencoba menjawab pertanyaan di atas,
    Dengan adanya katalis besi(III) klorida atau aluminium klorida, benzena dapat bereaksi dengan klorin ataupun bromin membentuk senyawa halobenzena pada suhu kamar,
    Benzena dapat juga bereaksi dengan klorin atau bromin tanpa bantuan katalis jika ada cahaya ultraviolet (cahaya matahari dapat juga diterapkan). Reaksi yang terjadi adalah pembentukan radikal bebas dari halogen.

    BalasHapus
  3. Reaksi halogenasi adalah reaksi kimia yang terjadi pada benzena dan molekul halogen diatomik dengan bantuan katalis logam (biasanya besi). Dengan adanya katalis besi (III) klorida atau alumunium klorida, benzena dapat bereaksi dengan klorin membentuk senyawa halobenzena pada suhu kamar. Dan benzena dapat pula bereaksi dengan klorida tanpa bantuan katalis jika ada cahaya matahari (ultraviolet) membentuk radikal bebas dari halogen.

    BalasHapus