A. ETILEN
1. Pengertian Gas Etilen
Etilen merupakan hormon tumbuh
yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam tanaman.
Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilen disebut juga ethane. Senyawa etilen
pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak
berwarna dan mudah menguap. Etilen memiliki struktur yang cukup sederhana dan
diproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi.
2. Produksi Gas Etilen
Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari
asam amino metionin yang esensial pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi
etilen bergantung pada tipe jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan
perkembangan[9]. Etilen dibentuk dari metionin melalui 3 proses, yaitu :
• ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
• Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).
• Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.
• ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
• Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).
• Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.
3. Fungsi Gas Etilen
Fungsi utama dari gas etilen sendiri adalah berperan
dalam proses pematangan buah. Tapi, selain itu ada fungsi lain dari gas
etilena, yaitu :
-
Merangsang pertumbuhan akar dan batang.
-
Pembentukan akar adventif.
-
Merangsang absisi buah dan daun.
-
Merangsang induksi bunga Bromiliad.
-
Induksi sel kelamin betina pada bunga.
-
Merangsang pemekaran bunga.
-
Bersama auksin gas etilen dapat memacu perbungaan
mangga dan nanas.
-
Dengan giberelin, gas etilen dapat mengatur
perbandingan bunga jantan dan bunga betina pada tumbuhan berumah satu.
4. Dampak Gas Etilen
Selain dampak yang menguntungkan, ternyata gas etilen
itu sendiri memiliki dampak yang tidak diinginkan, yaitu :
- Mempercepat
senensen dan menghilangkan warna hijau pada buah seperti mentimun dan sayuran
daun.
- Mempercepat
pemasakan buah selama penanganan dan penyimpanan.
- “Russet
spoting” pada selada.
- Pembentukan
rasa pahit pada wortel.
- Pertunasan
kentang.
- Gugurnya
daun (kol bunga, kubis, tanaman hias).
- Pengerasan
pada asparagus.
-
Mempersingkat masa simpan dan mengurangi kualitas bunga.
- Gangguan
fisiologis pada tanaman umbi lapis yang berbunga.
- Pengurangan
masa simpan buah dan sayuran.
5. Mekanisme
Pematangan Buah dan Pengguguran Daun
a.Pematangan
Buah
Pematangan buah merupakan
suatu variasi dari proses penuaan melibatkan konversi pati atau asam-asam
organik menjadi gula, pelunakan dinding-dinding sel, atau perusakan membran sel
yang berakibat pada hilangnya cairan sel sehingga jaringan mengering. Pada tiap-tiap
kasus, pematangan buah distimulasi oleh gas etilen yang berdifusi ke dalam
ruang-ruang antarsel buah. Gas tersebut juga dapat berdifusi melalui udara dari
buah satu ke buah lainnya, sebagai contoh satu buah apel ranum akan mampu
mematangkan keseluruhan buah dalam satu lot. Buah akan matang lebih cepat jika
buah tersebut disimpan di dalam kantung plastik yang mengakibatkan gas etilen
terakumulasi. Pada skala komersial berbagai macam buah misalnya tomat sering
dipetik ketika masih dalam keadaan hijau dan kemudian sebagian dimatangkan
dengan mengalirkan gas etilena.
Pada kasus lain, petani menghambat proses pematangan akibat gas etilen alami.
Penyimpanan buah apel yang dialiri dengan gas CO2 yang selain berfungsi
menghambat kerja etilen, juga mencegah akumulasi etilen. Dengan teknik ini buah
apel yang di panen pada musim gugur dapat disimpan untuk dijual pada musim
panas berikutnya.
b. Pengguguran Daun
Seperti halnya pematangan buah, pengguguran daun pada
setiap musim gugur yang diawali dengan terjadinya perubahan warna, kemudian
daun mengering dan gugur adalah juga merupakan proses penuaan. Warna pada daun
yang akan gugur merupakan kombinasi pigmen-pigmen baru yang dibentuk pada musim
gugur, kemudian pigmen-pigmen yang telah terbentuk tersebut tertutup oleh
klorofil. Daun kehilangan warna hijaunya pada musim gugur karena daun-daun
tersebut berhenti mensintesis pigmen klorofil.
Peranan
etilen dalam memacu gugurnya daun lebih banyak diketahui daripada peranannya
dalam hal perubahan warna daun yang rontok dan pengeringan daun. Pada saat daun
rontok, bagian pangkal tangkai daunnya terlepas dari batang. Daerah yang
terpisah ini disebut lapisan absisi yang merupakan areal sempit yang tersusun
dari sel-sel parenkima berukuran kecil dengan dinding sel yang tipis dan lemah.
B.
KARBIT
Selain harus
menunggu buah matang langsung dari pohonnya, orang-orang biasa menggunakan cara
tradisional dengan cara memeram buah dengan karbit (kalsium karbida).
Di dalam buah
terdapat zat kimia yang disebut etilin, zat alami tersebut yang berperan dalam
proses pematangan buah. Sedangkan Karbit
atau kalsium karbida (CaC2) yang bila terkena
air/uap yang mengandung air akan menghasilkan gas asetilin (tidak alami) yang
menghasilkan panas dan berfungsi sama seperti etilin sehingga buah cepat
matang, dengan cara buah ditempatkan di tempat tertutup.
Persamaan
reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah: CaC2 + 2 H2O → C2H2 + Ca(OH)2 Karena itu 1 gram CaC2 menghasilkan 349ml asetilen. Pada proses las karbit, asetilen yang dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam pengelasan. |
1.
Kegunaan
Karbit
Secara luas
karbit digunakan untuk pembuatan Gas Acetylene (C2H2), yaitu bahan untuk
memotong dan mengelas bahan-bahan besi dan baja pada industri perkapalan,
pertambangan, karoseri mobil serta industri kecil.
Karbit juga
digunakan pada pengelasan yang dilakukan tukang-tukang las yang banyak dijumpai
dipinggir jalan.
Dalam
Industri peleburan besi dan baja dan dalam industri pertambangan metal (emas,
nickel, tembaga, dll) Karbit digunakan sebagai “desulphurising medium” yaitu
bahan untuk memisahkan kotoran dari bagian-bagian logam tersebut.
Dalam
kehidupan sehari-hari karbit juga digunakan dalam teknologi praktis yaitu untuk
pematangan buah-buahan (fruit ripening) utamanya untuk buah mangga, pisang, dan
papaya. Rekayasa tersebut dapat membuat buah matang merata dengan warna menarik
tanpa mengurangi kualitas.
Sedang dalam
usaha percepatan pembibitan kentang, karbit dapat memperpendek masa tidur
(dormancy period) bibit kentang yang biasanya 5-6 bulan menjadi sekitar 2-3 bulan.